That Time 3


    

Tiba dibulan September, itu artinya sudah hampir genap sebulan Inas meninggalkan Indonesia. Setiap tanggal 07 September, Brasil memperingati hari kemerdekaan mereka setelah lepas dalam pemerintahan Monarki dan kemudian berganti menjadi Republik. Dan tiap tahun setiap sekolah ikut berpartisipasi dalam parade nasional ini, dari pendidikan Playgroup sampai yang Kuliah turun jalan selama parade sesuai dengan sekolahnya masing-masing .

Dan Rotary D4650 mengadakan Inbound Orientation di Corupa, membutuhkan waktu 3 jam dari tempat Inas, Rio Do Sul. Dia bertemu dengan sesama anak Exchange lain dari berbagai Negara. Rasa senang menyapanya, karena merasa ada teman senasib yang juga jauh dari orang tua dan teman-teman. Mereka bertukar cerita dan pengalaman yang terjadi saat exchange,dan saling mengenal satu sama lain. Dan asiknya karena kebetulan Inas di District 4650 di Selatan Brazil itu ada 2 orang dari Indonesia yaitu dia dengan temannya yang namanya Oka jadi bisa curhat dan bertukar cerita dengan menggunakan bahasa Indonesia dan lucunya karena orang-orang yang dengarin mereka ngomong itu pada melongo heran karena mereka ngomongnya pakai bahasa Indonesia . I think it was so funny :D
        Orientasi berlangsung dengan sangat seru dan menyenangkan, ada beberapa hiburan dan games. Lumayahlah, bias buat rasa rindunya sedikit berkurang.

Dibulan kedua menjelang bulan ketiga, dia sempat dilanda desperate karna merasa udah agak lama disini tapi bahasa portugis dia itu masih dibawah standar, tapi Alhamdulillah seiring dengan waktu yang berjalan dan berusaha berinteraksi sama orang lain, sekarang  Inas sudah mulai ngerti, dan terkadang sudah mulai bisa ngerespon kalo ada yang ngajakin ngomong pake bahasa Portugues. Bahkan terkadang jika dia sedang berinteraksi dengan aku juga pakai bahasa Portugis
                Disina dia ikut Interact yaitu Rotarian mulai yang berumur 12 – 18 tahun berhubung dia  masih 17 tahun . Waktu itu ada acara cari dana untuk bakti social di Brazil, lalu Rotary disana turut berpartisipasi akan itu, jadi mereka yang bisa dibilang sebagai Rotarian muda ikut membantu, dan programnya yaitu menjual “Crep dan Ice Cream” dan dijual seharga R$ 3,00 – Rp 15.000,-
  Dan waktu bulan Oktober, Brazil punya acara tahunan namanya Oktober Festival berhubung Okfest yang dekat dari state dia di Rio Do Sul cuman di Blumenau yang butuh waktu sekitaran 2 jam untuk kesananya. Jadi, Oktfest itu party besar-besaranan yang kental banget dengan culture Germannya. Disitu berbagai macam musik serta lagu Brazil dan German dilantunkan, dimana banyak orang yang ngedance, ngebeer, dan ngecostume layaknya orang Germany.

Ketika lebaran Idul Adha, awalnya kelimpungan  cari tahu soal tata cara soal Ied sendiri, nelfonin keluarga yang di Indonesia buat diajarin, awalnya tidak ada yang angkat telfon dari dia, *gaknelfonakusih* tapi untungnya ketika dia nelfon ke sepupunya, sepupunya mengangkat dan akhirnya mengajarkan bagaimana cara melakukan sholat Ied sendiri. Ketika selesai sholat itu, kesedihan kembali menemani Inas, mengingat lebaran kali ini dia berada jauh dari keluarga,”  tapi tak apalah ini juga demi membuat orang tua saya bangga kalau saya berhasil membawa nama baik Indonesia di negara lain “ gumamnya dalam hati

Sewaktu weekend dia diajak pergi bareng sama keluarga teman sekelasnya, namanya Larissa bisa dibilang Larissa adalah sahabat Inas dikelas.  Dia ajak mancing ikan karena kebetulan tempat yang mereka datangi disitu menyediakan alat pancing untuk disewakan sekalian dengan umpannya. 

Berhubung state Inas itu di Rio Do Sul, bukan di Rio De Janeiro yang terkenal dengan icon utamanya yaitu patung Jesus raksasa . Tapi ternyata di Brusque kota yang dekat dari Blumenau punya patung duplicatenya dan juga ada duplicate dari patung Liberty seperti yang di New York, ternyata ada juga disini, patung ini berada di depan sebuah department store “HAVAN”, saat itu dia cuman bisa mangap sambil bilang “WOW! IT’S COOL!!” Ke Brasil, seperti jalan-jalan ke NYC juga

Tanpa terasa weekend kembali pergi meninggalkannya. Dan menyuruh dia untuk kembali focus ke pelajarannya. Jadi waktu tepat jam pelajaran ketiga nih, Inas dikegetkan dengan satu hal, dia panggil oleh wakasek Unidavi, dagdigdug tuh jantung sekaligus bertanya-tanya kepada  diri sendiri “ emang saya ngelakuin kesalahan apa sampe dipanggil sama si ibu wakasek ini “. Dan ternyata si ibu wakasek minta tolong buat ngisi acara sekolah pake baju tradisional yang dibawa dari Indonesia sambil catwalk, dengan spontan dia hanya mengangguk artinya deal, luamyan untuk cari pengalaman baru walaupun pasti nervous karena sama sekali belum pernah catwalk.

Waktu hari H, semua orang udah nunggu depan panggung dan tiba saatnya giliran dia yang keluar dan lagu tradisional Makassar sudah dilantunkan*proudlypresent*.  Dia gak muncul-muncul karena mahkota dari baju tradisional itu sulit banget buat dipakenya.  Akhirnya setelah dapat bantuan dari guru dibelakang panggung semuanya beres dan keluar menuju panggung. Inas mulai memainkan perannya “ Jalan…jalan…senyum grogi…jalan lagi… awalnya dikirain udah beres tapi entah kenapa  model yang lain pada ngeliatin, karna merasa terkode akhirnya dia jalan lebih maju kedepan lagi, dan akhirnya balik “. Ketika acara selesai wakaseki datang menghampiri Inas dan berkata “Muito linda, tudo mundo gosta, obrigada” (artinya: Sangat indah, semua orang suka, terima kasih). HURRAAAA!! Hahaha. Rasanya pengen teriak “ Ewako Makassar “ tapi takut jadi pusat perhatian lagi.

Sewaktu weekend  tanggal 15-17 November 2013 sdia diajak ke Florianopolis, state yang ditempuh dalam waktu 5 jam dari Rio Do Sul. Disitu dia diajakin nonton sama sepupunya, diajak sama nenek untuk melihat pernikahan yang terdapat 9 pasangan sekaligus, dan juga pergi ke gunung pasir putih yang namanya “Dunas da Lagoa”. Disana kita bisa melihat seperti hamparan gurun serta gunung pasir putih, kala angin bertiup kencang, siap-siap saja untuk membelakangi angin, karena banyak pasir yang berterbangan ~
   
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar